Zat Pengatur Tumbuh atau ZPT adalah senyawa sintesis yang mempunyai mekanisme kerja yang sama seperti hormon pada tamanan. ZPT menjadi salah satu bagian penting dalam proses kultur jaringan pada tanaman budidaya. Ada dua golongan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang digunakan dalam kultur secara invitro, yakni auksin dan sitokinin. Auksin menjadi hormone yang berperan dalam pemanjangan sel pada tunas muda yang ada ditahap perkembangan sehningga tunas akan terus memanjang hingga menjulang tinggi (Septiana & Slameto, 2014). Sedangkan sitokinin memiliki peran dalam pembelahan sel dan mendorong terbentuknya tunas. Sitokinin menjadi hormon yang dapat meningkatkan efektivitas pembelahan, pertumbuhan, dan perkembangan kultur sel pada tanaman.
Ada beberapa ZPT golongan auksin yang biasa digunakan dalam proses kultur sel tanaman, yaitu indole-3-acetic acid (IAA), indole-3-butricacide (IBA), dan naphthalene-acetic acid (NAA). Kemudian ZPT dari golongan sitokinin yang digunakan adalah 6-Benzyloaminopurine (BAP), 6-Furfurylaminopurine (Kinetin), dan Thidiazuron (TDZ). Ada ZPT lain yang digunakan adalah giberelin (GA3) untuk merangsang pembentukan tunas pada spesies tertentu. Berikut adalah fungsi dari tiap ZPT yang digunakan dalam kultur jaringan.
Indole-3-Acetic Acid (IAA)
IAA diketahui menjadi salah satu hormon yang dihasilkan oleh tanaman atau auksin endogen. Namun, penggunaan IAA sintetis berperan dalam menunjang pertumbuhan tanaman kultur. IAA menjadi ZPT yang baik untuk merangsang pertumbuhan tunas, akar, serta kalus tanaman secara
kultur jaringan (Wahyuni et al., 2020).
Indole-3-Butricacide (IBA)
IBA menjadi ZPT yang mampu menginduksi kalus, mendorong perpanjangan sel, pembelahan sel, differensiasi jaringan xilem dan floem, penghambatan mata tunas samping, absisi (pengguguran daun), aktivitas kambium, dan pembentukan akar atau tunas (Heryana & Supriadi, 2011).
Naphthalene-Acetic Acid (NAA)
Naphthalene-Acetic Acid (NAA) merupakan golongan auksin yang berfungsi dalam menginduksi pembentangan sel dan inisiasi pengakaran (Sulichantini et al., 2021).
6-Benzyloaminopurine (BAP)
6-Benzyloaminopurine (BAP) merupakan golongan sitokinin yang diketahui mampu merangsang pembelahan sel dalam jaringan eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas (Wahyuni et al., 2020).
6-Furfurylaminopurine (Kinetin)
Kinetin (6-furfurylaminopurine) merupakan zat pengatur tumbuh golongan sitokinin yang telah banyak digunakan dalam kultur jaringan. Kinetin menjadi sitokinin yang paling potensial dalam menginduksi pertumbuhan tunas pada tanaman kultur (Putriana et al., 2019).
Thidiazuron (TDZ)
Thidiazuron atau yang disebut juga TDZ adalah sitokinin yang berfungsi dalam membantu proses perangsangan organogenesis eskplan (regenerasi tunas). Penggunaan TDZ diketahui mampu meningkatkan kemampuan multiplikasi pada tunas. Thidiazuron dapat menginduksi pembentukan tunas adventif dan proliferasi tunas aksilar (Lestari, 2011).
Giberelin (G3)
Giberelin merupakan hormon yang mempercepat perkecambahan biji, membantu pembentukan tunas/embrio, perpanjangan batang, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, pemanjangan batang, pertumbuhan daun, merangsang pembungaan, perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan, dan diferensiasi akar (Triani et al., 2020).
sumber :
- A. Septiana, dan Slameto, D. R. (2014). Pengaruh Hormon IAA dan BAP Terhadap Perbanyakan Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara in vitro. Unej Jurnal, 1–7.
- Heryana, N., & Supriadi, H. (2011). Pengaruh Indole Butyric Acid (IBA) Dan Napthalene Acetic Acid (NAA) Terhadap Keberhasilan Grafting Tanaman Pala. Buletin RISTRI, 2(3), 279–284.
- Lestari, E. G. (2011). Peranan Zat Pengatur Tumbuh dalam Perbanyakan Tanaman melalui Kultur Jaringan. Jurnal AgroBiogen, 7(1), 63.
- Putriana, Gusmiaty, M, R., Musriati, & N, A. (2019). Respon Kinetin dan Tipe Eksplan Jabon Merah (Antocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil) Secara in Vitro. BIOMA : Jurnal Biologi Makasar, 4(1), 48–57.
- Sulichantini, E. D., Eliyani, Saputra, A., Nazari, A. P. D., & Susylowati. (2021). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh dan Bahan Organik terhadap
Pertumbuhan Anggrek Tebu Grammatophyllum speciosum Blume Secara Kultur Jaringan. Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab, 4(1), 13–19. - Triani, N., Permatasari, V. P., & Guniarti, G. (2020). Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Giberelin Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung (Solanum melongena L.). Agro Bali: Agricultural Journal, 3(2), 144–155. - Wahyuni, H., Wulandari, R. S., & Muflihati, M. (2020). Konsentrasi IAA (Indole Acetic Acid) Dan BAP (Benzyl Amino Purine) Pada Kultur Jaringan Ulin (Eusideroxylon Zwageri). Jurnal Hutan Lestari, 7(4), 1660–1667.