Kultur jaringan merupakan bentuk dari metode bioteknologi untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif secara in vitro (Yachya et al. 2022) dan dalam keadaan aseptis. Metode kultur jaringan memanfaatkan eksplan tanaman dalam bentuk batang, daun, kalus, umbi, jaringan dan lain lain sebagai objek untuk perbanyakan. Eksplan tanaman ini kemudian akan ditumbuhkan dalam botol kaca berisi media buatan yang mengandung nutrisi untuk pertumbuhan tanaman tersebut.

Tahap kultur jaringan ada 6 yaitu pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran dan aklimatisasi.

Pembuatan media

Dalam Teknik kultur jaringan, ada 2 jenis media yang digunakan yaitu media padat dan media cair. Media padat menggunakan nutrisi nutrisi yang dilarutkan dalam agar sedangkan media cair menggunkan nutrisi pertumbuhan tanaman yang dilarutkan dalam air. Media pertumbuhan biasanya mengandung nutrisi nutrisi yang membantu pertumbuhan tanaman seperti hormon, mineral, vitamin, gula dan zat yang digunakan untuk menginduksi pertumbuhan tanaman agar lebih cepat tumbuh.

Inisiasi

Inisiasi merupakan tahap pengambilan eksplan tanaman yang akan di kulturkan. Eksplan tanaman yang digunakan adalah dapat berupa batang, daun, umbi, tunas, pucuk dan kalus. Eksplan tanaman yang diambil harus belum mengalami diferensiasi dan bersifat meristematik atau masih terus tumbuh dan membelah. Tahap inisiasi ini bertujuan untuk mendapatkan kultur yang bebas dari kontaminasi untuk mempercepat pembentukan tunas dan mempercepat periode dormansi dengan penambahan 2 jenis ZPT sitokinin (Hoesen. 2004).

Sterilisasi

Sterilisasi merupakan tahap untuk memastikan semua alat dan bahan sudah dalam kondisi steril dan aseptis. Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa tidak adalagi kontaminasi mikroorganisme yang dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman nantinya. Dalam sterilisasi bisa menggunakan alkohol 70% sebagai cairan pensteril. Selain itu, alat alat juga bisa disteril menggunakan alat Bernama autoclave. Selain itu, untuk eksplan juga bisa dilakukan sterilisasi dengan menggunakan larutan bayclin.

Multiplikasi

Multiplikasi merupakan tahapan dimana eksplan tanaman dimasukkan kedalam botol kultur yang sudah berisi media pertumbuhan. Tahapan multiplikasi dilakukan untuk mendapatkan jumlah planlet yang lebih banyak (Basri. 2016). Dalam pengerjaannya, multiplikasi harus dilakukan didalam laminar air flow untuk mencegah adanya kontaminasi mikroorganisme yang dapat menggagalkan pertumbuhan tanaman.

Pengakaran

Pada tahap ini merupakan tahapan dimana tanaman akan menunjukkan keberhasilan pertumbuhannya yang ditandai dengan munculnya akar. Adanya pertumbuhan akar karena pada media sebelumnya yang dibuat, ditambahkan kandungan nutrisi yang berfungsi untuk memfasilitasi pertumbuhan akar yang baik.

Aklimatisasi

Aklimatisasi merupakan fase terakhir dari metode kultur jaringan. Aklimatisasi merupakan tahap dalam kegiatan kultur jaringan untuk mengadaptasikan bibit hasil perbanyakan yang disebut planlet (Isnaini et al. 2021). Dalam metode aklimatisasi, tanaman yang sebelumnya ditumbuhkan dalam media kultur, akan dipindahkan ke lingkungan tumbuh baru diluar botol kultur. Dalam aklimatisasi, perlu dilakukan secara bertahap agar tanaman bisa beradaptasi dalam lingkungan pertumbuhan yang baru.

 

sumber :

  1. Basri, A. H. (2016). KAJIAN PEMANFAATAN KULTUR JARINGAN DALAM PERBANYAKAN TANAMAN BEBAS VIRUS. Agrica Ekstensia, 10(1), 64-73.
  2. Hoesen, D. S. (2004). KULTUR IN-VITRO EKSPLAN RIMPANG Zingiber zerumbet van aromaticum Val. [In-vitro Culture of Rhizome Explants of Zingiber zerumbet vsar. aromaticum VaL]. Berita Biologi, 7(3), 117-125.
  3. Isnaini, Y., Handayani, I., Novitasari, Y., Febrianto, Y., Erwansyah, D., Rukmanto, H., . . . Aprilianti, P. (2021). AKLIMATISASI DAN DISEMINASI BIBIT KANTONG SEMAR (Nepenthes spp.) HASIL KULTUR JARINGAN DI KEBUN RAYA BOGOR. 19(2), 14-23.
  4. Yachya, A., Sopandi, T., W.K, P. S., Binawati, D. K., Ngadiani, Sukarjati, . . . Andriani, V. (2022). ENGENALAN DAN PELATIHAN TEKNIK KULTUR JARINGAN TANAMAN PADA GURU MGMP BIOLOGI SMA SE-JAWA TIMUR. Jurnal Penamas Adi Buana, 1, 31-36.